Senin, 25 Mei 2009

SEBUAH PERTEMUAN

By Unknown   Posted at  5/25/2009 11:56:00 PM   cerpen 3 comments

SEBUAH PERTEMUAN

My dear diary...
Saya masih ingat suasana saat itu,
ketika kehidupan memberikan warnanya kepada kami,
ketika kehidupan membawa kami keluar dari labirin yang tak berujung.
Aku masih ingat saat itu,
saat malaikat yang membawa takdir mempertemukan kami berdua,
dalam suatu ikatan persahabatan yang suci,
yang tidak akan lekang oleh aliran waktu.
Aku masih ingat yang terjadi saat itu,
saat mata kami tidak sengaja saling melirik satu samalain,
saat udara kehampaan THE AIR OF NOTHINGNESS,
membawa kebebasan dalam hidup kami, disitulah kisah kami dimulai.
Aku masih ingat semua di waktu itu,
dan tidak akan melupakan semua di waktu itu.


Aku tersentak kaget dari lamunanku, ketika teriakan Ical terdengar begitu keras di telingaku.
“ada apa??”
Waktu itu Ical masih menjabat sebagai ketua osis di salah satu SMA Negeri di kotaku.
“Gini, ada undangan kegiatan dari walikota dan SPAA (Solidaritas Putih Abu-Abu), kegiatan itu berupa Pelatihan Jurnalistik, kamu mau ikut?”
“Tidak usah deh!, kamu beritahukan teman yang lain saja, siapa tahu ada yang minat?”
“ok deh kalo gitu!, tapi kalau masih kekurangan siswa, kamu aja yang gantikan?”
“yup, kita lihat saja nanti!”
Aku kembali larut dalam kesibukanku sendiri, sedangkan Ical masih sibuk mondar-mandir, hilir-mudik layaknya supir angkutan kota yang mengejar waktu demi manghidupi keluarga yang sedang menunggunya dengan sabar di rumah mereka masing-masing. Ical masih mencari siswa yang berminat mengikuti kegiatan itu. Mungkin di pagi itu masing-masing siswa di sekolahku memiliki kesibukannya masing-masing sehingga acara sepenting itu di lewatkan begitu saja.
Pelajaran seni sedang berlangsung di kelasku, aku terusik ketika gulungan kertas tepat mengenai kepalaku.
“aduh, siapa sih?”
Ical mendekatiku pelan-pelan
“kami masih kekurangan orang buat acara itu, kamu saja yang ikut menggantikan?”
Ical tampak serius
“iya deh!, emang acaranya kapan?”
Ical mengambil surat undangan kegiatan di saku celananya
“tanggal 25-28 Februari 2008, kamu harus ikut ya?”
“iya, tapi kalo kamu memaksa nanti saya berubah pikiran lagi!”
“haha, iya deh”
Waktu itu dinas kota sedang gencar-gencarnya mengadakan kegiatan yang berbau jurnalistik



, mungkin untuk mencari bibit jurnalis muda berbakat, sekaligus menanamkan kaidah-kaidah jurnalistik yang baik kepada remaja saat ini, agar nantinya tidak akan terjadi lagi hal-hal yang dapat mencoreng insan pers dan jurnalis.
Kegiatan itu berlangsung di gedung serbaguna dekat pantai lalu dilanjutkan ke acara kunjungan ke kantor media harian terkemuka di hari keduanya. Acara itu terbagi dua tahap karena pesertanya terlalu banyak, tahap pertama dimulai tanggal 25 dan berakhir pada tanggal 26 Februari, sedangkan tahap kedua di mulai tanggal 27 dan berakhir tanggal 28 Februari 2008.

* * *



Dalam lekang waktu...
Tak mampu kubuang rasa yang terlampau dalam
Tak ada kata yang terucap selain namanya
Ia telah hadir berkali-kali dalam imaji panjangku
Dalam lekang waktu...
Dalam lekang waktu yang terus bergulir
Tiada lagi kata sepi dalam imaji hangatku
Karena dialah yang selalu membangun imajiku
Dalam lekang waktu...
Tak akan kulupakan keberadaannya selamanya.


Aku bersikeras untuk mengikuti acara tahap pertama (25-26) karena ada acara keluarga pada tanggal 27 di rumah pamanku. Tapi wajah serius ical yang memaksaku untuk ikut di acara tahap kedua tidak mampu saya tolak, dia ingin agar kami bisa bersama-sama di acara itu. Kami memang sudah lama bersahabat, sering kami saling tolong menolong kalau ada yang mendapat kesulitan, dan kamipun sering kompak dalam segala hal meskipun sifat kami jauh berbeda kayak Frodo bagins dan Samwise gamjie dalam film lord of the ring.
Biarpun berat, tapi akhirnya aku ikut di hari yang sama dengan ical, tapi meskipun begitu dalam hati aku bertanya kepada diriku sendiri “Apakah pilihan yang aku ambil ini sudah tepat?, apakah baik mengorbankan acara keluarga demi acara lain?, tapi.. keduanya sama-sama penting, hidup adalah pilihan, dan saya telah memilih pilihan itu”. Akupun kembali larut dalam aktivitasku.

* * *

Suasana masih terasa sepi ketika aku, Ical, Aswin, Putra, dan Zaki sampai di lokasi kegiatan tersebut. Yang terlihat hanya beberapa siswa dari sekolah lain yang datang mendahului kami. Mungkin kami terlalu bersemangat untuk mengikuti kegiatan itu, sehingga kami datang lebih awal dari jadwal yang telah di tentukan. Kamipun menyempatkan diri berkeliling sejenak.
Waktu menunjukkan pukul 09.30, seluruh peserta dari berbagai SMA Negeri maupun swasta telah berkumpul. Sebelum memulai materi para peserta diminta untuk mengisi absen yang telah disediakan oleh panitia, aku sengaja menulis nama belakangan, entah itu suatu kebetulan saja, tapi hal itu yang membawaku pada cerita selanjutnya.
Kamipun mengambil tempat yang telah disediakan oleh panitia, di depan kami duduk lima orang siswi dari SMA Negeri favorit di kotaku. Dasar Aswin.. dengan cepat dia langsung akrab dengan salah satu siswi SMA favorit itu. Aswin memang memiliki sifat yang agak berbeda dari kami semua. Dia orangnya narsis banget, terlalu percaya diri, dan tidak pemalu, hal itu yang membuatnya bertahan di tengah kerasnya persaingan di era globalisasi sekarang ini, hal itu pula yang membuatnya mudah akrab dengan orang lain.
Materipun dimulai, aku tidak sengaja menjatuhkan pulpenku tepat di bawah salah seorang siswi SMA favorit yang berada di depanku. Aku mengabaikan pulpen itu karena merasa tidak dapat menjangkaunya, tapi kemudian siswi itu mengambil pulpenku, dan mengembalikannya dengan senyuman lembut di wajahnya.
“terima kasih!”
Aku hanya bisa mengucapkan kata itu sambil terdiam kagum menatap senyuman lembut gadis itu, disitulah pertemuan pertamaku dengannya. Gadis yang selalu mengisi tiap imajiku dengan senyuman lembutnya, gadis yang selalu mengisi cerebrum di otakku dengan kehangatan persahabatan yang suci darinya.
Aku menghela nafas sejenak dan melupakannya. Semua kegiatan pada hari pertama yang melelahkan akhirnya selesai juga, panitia acarapun bergegas membagi para peserta menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 12 orang dari sekolah yang berbeda untuk legiatan di hari kedua nanti. Pembagian kelompoknya berdasarkan urutan absen.
Aku kaget sekaligus senang mendapati salah satu anggota kelompokku adalah siswi SMA favorit yang saya lihat sebelumnya, belakangan diketahui siswi itu bernama Ayu.

* * *

My dear dreams in the night...
Mimpi adalah juga residu hari hari,
ketakutan akan apa yang akan terjadi,
yang kadang berubah menjadi pendeteksi masa depan.
Namun hariku masih begitu gelap,
sama saja dengan saat memejamkan mata.
Hingga tidak tahu lagi mana mimpi, dan mana kenyataan.
Mana milik alam sadar dan mana milik alam nirsadar.


Hari kedua acara pelatihan jurnalistik itu bertempat di taman yang berada di pusat kota. Aku melirik jam yang menunjukkan waktu 08.45 tepat. Semua peserta telah berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah di bagikan panitia kemarin,
Aku sedikit canggung dengan wajah yang baru ku temui hari ini, setelah beberapa saat bekerja bersama perasaan itupun berubah menjadi ikatan pertemanan yang kompak, kamipun memulai kegiatan.
Setelah kemarin menerima materi seharian, di hari kedua acara itu kami di tuntut untuk mempraktekkan langsung seluruh materi yang telah di berikan.
Membuat mading, membuat buletin, menjadi reporter. Seluruh peserta antusias dalam kegiatan ini, layaknya staff media, seluruh peserta melakukannya dengan serius.
Aku ingat temanku Dian, perawakan wajahnya tampak sedikit serius, tapi dia orangnya baik dan cerdas. Dia berperan sebagai reporter dalam kelompok kami, layaknya mutia hafid reporter Metro TV profesional. Dia mempraktekkan langsung cara mengumpulkan informasi dengan tutur bahasa yang singkat, padat, dan berbobot.
Satu lagi teman kelompokku yang tidak kalah hebatnya, namanya Ayu, wanita yang senyumannya sangat lembut tapi pembawaannya ceria. Dia berperan sebagai sebagai editor buletin, setelah semua informasi dari reporter di kumpulkan, lalu dengan segudang ide kreatifnya dia membuat buletin yang menarik dengan isi yang berbobot.
Kami semua memiliki peran masing-masing yang tidak kalah hebatnya dengan yang lain. Serius dan penuh kekompakan itulah yang membuat kami semakin akrab, akupun semakin dekat dengannya.

* * *

Waktu menunjukkan pukul 13.00 ketika matahari sedikit condong ke barat. Kagiatan praktek pada hari itupun berakhir, seluruh hasil kegiatan peserta dikumpulkan dan di pajang di kantor walikota.
Acarapun di lanjutkan ke sesi terakhir dari seluruh rangkaian acara pada hari itu, yaitu kunjungan ke salah satu kantor media harian terkemuka.
Di sana, kami di izinkan untuk berkeliling dan melihat langsung proses pembuatan media harian, mulai dari proses editing surat kabar, sampai dengan proses pencetakan surat kabar tersebut. Kami juga di izinkan memberi pertanyaan seputar dunia jurnalistik kepada manager dan para staff redaksi media harian tersebut.
Ada kejadian lucu ketika berada di sana. Saat itu aku mengangkat tanganku untuk bertanya, pada saat yang sama Ayu juga mengangkat tangannya untuk bertanya, tapi sayangnya sesi pertanyaan telah di tutup, jadi kami berdua hanya saling melirik satu sama lain dan kemudian tertawa karena keterlambatan kami untuk bertanya.
Kami menghabiskan waktu bersama di kantor media harian itu, manjelajahi tiap ruangan, sampai melihat langsung proses pencetakan surat kabar.
Pukul 17.00 tepat, kunjungan ke kantor media harian itupun berakhir, sekaligus menutup seluruh rangkain kegiatan pelatihan jurnalistik pada hari itu.
Di sore itu kami semua berpisah, akupun berpisah dengannya. Maninggalkan kenangan tersendiri di hati kami masing-masing. Aku masih ingat PIN merah bermotif smile yang kuberikan kepadanya, sekedar simbol kenangan bahwa kami pernah bertemu, bekerja sama, dan menghabiskan waktu bersama.
Di hari itu belum terjadi apa-apa diantara kami. Saat berpisah dengannya dalam hati aku berkata, “inilah pilihanku sejak awal, pilihanku inilah yang membawaku bertemu dengannya, mungkin kisah ini tidak akan berakhir sampai disini saja, mungkin perpisahan ini hanyalah awal dari kisah kami, tapi akan berakhir sampai dimana?, kapan?, dan bagaimana?”
Hanya tuhan yang tahu...

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

3 komentar:

top social

Back to top ↑
Connect with Us

    Kategori

    Kategori

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Recent Comments

    Formulir Kontak

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Pengikut

    Bagaimana BLOG ini??

    top navigation

    CO.CC:Free Domain

    Pages

    Press

    Flickr Images

    Follow Us

    Free Page Rank Tool

    GosuBlogger

What they says

Blog Pemimpi Yang Senang Berbagi Informasi Yang Mungkin Kalian Butuhkan
© 2013 Dreamer Note. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.